Posted on Leave a comment

Cabai Rawit Berpotensi jadi Obat Nyeri Sendi pada Asam Urat

PADEK.JAWAPOS.COM—Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa prevalensi penyakit nyeri sendi asam urat di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu berdasarkan diagnosis 11,9 persen dan berdasarkan gejala 24,7 persen.

Pada artikel ilmiah oleh Widyanto tahun 2014 disebutkan penyakit nyeri asam urat ini menempati posisi ketiga penyakit nyeri terbanyak setelah osteoartritis dan rematik luar sendi.

Sementara itu, dari buku Asuhan Keperawatan Gerontik yang ditulis La Ode (2012), penyakit asam urat adalah kondisi yang disebabkan oleh naiknya kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh dan menyebabkan inflamasi (peradangan) pada persendian.

Hal itu disampaikan oleh Tim PKM Capsicens Jurusan Farmasi Universitas Andalas (Unand) yang beranggotakan Amilia Salsabila, Aulia Desvita Sari, Rahma Aprilya Jonisa, Vannesha Yuningzia, dan Yasmin Raudhatul Jannah.

Perwakilan Tim PKM Capsicens Unand Amilia Salsabila menjelaskan, secara alami asam urat adalah senyawa yang diproduksi oleh tubuh untuk memecah purin. Purin ini merupakan zat alami dengan beberapa fungsi penting bagi tubuh, seperti mengatur pertumbuhan sel dan menyediakan energi.

Setelah digunakan oleh tubuh, asam urat akan dibuang melalui urine. Namun, kadang-kadang tubuh dapat memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak mampu mengeluarkan cukup asam urat.

Ia menambahkan, ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal urat yang tajam seperti jarum di sendi atau jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.

Penyakit asam urat merupakan kondisi terjadinya penumpukan kristal Monosodium Urat (MSU) dalam jaringan sendi dan dapat muncul pada keadaan akut maupun kronis.

Disebutkan, terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan kadar asam urat dalam tubuh meningkat, seperti pola makan yang salah di mana mengkonsumsi daging secara berlebihan, terlalu banyak mengonsumsi minuman dengan gula tinggi dan minuman beralkohol, berat badan berlebih atau tidak ideal.

Dikutip dari buku Deteksi Dini, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Asam Urat (2012), gejala dari penyakit nyeri sendi pada asam urat ini ditandai dengan sendi mendadak terasa sangat sakit.

Kesulitan untuk berjalan akibat sakit yang mengganggu, khususnya di malam hari, nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri hebat, pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit sendi.

“Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, kulit di sekitar sendi yang terkena akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal. Meski gejala penyakit ini bisa mereda dengan sendirinya, harus tetap dilakukan pengobatan untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat gejala yang meningkat,” katanya.

Pengembangan obat dari bahan alam semakin mendapat perhatian di kalangan peneliti dan masyarakat. Bahan-bahan alami seperti tanaman obat dan rempah-rempah terbukti memiliki potensi besar dalam pengobatan berbagai penyakit.

Selain lebih ramah lingkungan, Amilia mengungkapkan, obat dari bahan alam juga sering kali memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat sintetis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahan-bahan alam dapat menjadi alternatif efektif untuk terapi medis konvensional. Contohnya cabai rawit.

Dari berbagai penelitian, cabai rawit dapat menjadi alternatif dalam pengobatan nyeri, karena dapat menghambat senyawa yang memicu peradangan. Pada penelitian yang dilakukan Ismail dkk (2022), kandungan yang bernama capsaisin pada cabai rawit terbukti memiliki efek antiinflamasi yang dapat mengobati nyeri sendi pada asam urat.

Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penggunaan cabai rawit ini sebagai obat anti nyeri pada artritis gout.

“Oleh karena itu kami tim peneliti melakukan riset yang mana ekstrak cabai rawit dibuat menjadi sediaan obat oles (topikal) berukuran nano yang dibuat dalam bentuk emulsi gel untuk pengobatan antiinflamasi. Sediaan nanoemulsi gel ini dapat meningkatkan penyerapan senyawa aktif ke dalam kulit, sehingga dapat menjadi sistem penghantaran obat yang efektif,” ujarnya.

Lebih lanjut, cabai rawit memiliki potensi antiinflamasi sebagai obat nyeri sendi pada asam urat, karena di dalam cabai rawit terkandung senyawa capsaisin yang berpotensi untuk mengobati antiinflamasi pada nyeri asam urat.

Pengolahan cabai rawit dimulai dari penyiapan cabai rawit yang sudah dipanen hingga dilakukan berbagai perlakuan di laboratorium oleh peneliti. Sehingga, didapat sediaan nanoemulsi gel dari ekstrak cabai rawit. (cr1)

Jumat, 19 Juli 2024 | 10:20 WIB
Silvina Fadhilah
Editor: Adetio Purtama

SUMBER: https://padek.jawapos.com/padang/2364878541/cabai-rawit-berpotensi-jadi-obat-nyeri-sendi-pada-asam-urat

Posted on Leave a comment

Terapi Kompres Jahe untuk Meredakan Rematik pada Lansia

AYOINDONESIA.COM — Arthritis rheumatoid atau rematik merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemui dalam masyarakat dan merupakan salah satu kelompok penyakit yang selalu ditemukan dalam praktik dokter umum.

Penyakit ini ada yang menyerang sendi dan ada pula yang hanya menyerang jaringan sekitar sendi.

Melansir Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, Selasa (2/7/2024), Arthritis
rheumatoid (RA) merupakan penyakit autoimun sistemik kronik tulang menyebabkan inflamasi jaringan ikat, terutama di sendi.

Faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam perkembangan penyakit ini.

Lansia tidak kebal dari terjadinya RA, insiden terus meningkat setelah usia 60 tahun.

Salah satu tindakan yang terbukti efektif untuk mengurangi nyeri sendiri secara nonfarmakologi adalah dengan menghangatkan yang sakit.

Terapi kompres jahe menjadi alternatif untuk mengurangi nyeri arthritis rheumatoid.

Manfaat jahe ada banyak karena memiliki kandungan enzim siklo oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada penderita arthritis rheumatoid.

Selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas, dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah.

Manfaat yang maksimal akan dicapai dalam waktu 15 menit sesudah aflikasi panas.

Pemberian terapi kompres jahe terbukti memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan skala nyeri yang terjadi pada lansia tanpa takut efek samping tertentu bagi tubuh.

Untuk mencapai kesehatan optimal, disarankan untuk lansia melakukan upaya pencegahan nyeri rematik dengan kompres jahe, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan nyeri sendi. ***

Selasa, 2 Juli 2024 | 17:11 WIB
Mega Safira
Editor: Arif Budhi Suryanto

SUMBER: https://www.ayoindonesia.com/lifestyle/0113042650/terapi-kompres-jahe-untuk-meredakan-rematik-pada-lansia

Posted on Leave a comment

Kisah Mugiarti, 9 Tahun Terbaring di Kasur karena Pengapuran

JAKARTA, KOMPAS.com – Mugiarti (65) sudah sembilan tahun tidak bisa bangun sendiri dari tempat tidur karena penyakit pengapuran dan rematik yang diidapnya.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Mugiarti sedang berbaring di kasur yang ada di ruang tamu. Sembari diwawancarai, Mugiarti terus berbaring.

Berlapiskan selimut sepinggang, Mugiarti antusias untuk bercerita tentang kehidupannya.

Pengapuran dan rematik sejak lama

Daster biru muda bercorak bunga membalut tubuh Mugiarti yang kurus. Tulang selangka ibu tiga anak ini pun tampak jelas.

Kerut wajah dan rambut putih seleher tak lagi sanggup menutupi usia Mugiarti kini.

“Sudah sembilan tahun saya enggak bisa jalan. Pengapuran sama rematik, sudah enggak bisa bangun, enggak bisa apa-apa, ngesot aja,” ujar Mugiarti mengawali cerita di rumahnya, Kalipasir, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2024).

Meski lututnya sudah tak bisa lagi diluruskan, Mugiarti tak patah arang. Suaranya terdengar begitu ceria ketika menceritakan soal anak bungsunya yang tak lama lagi akan menikah. Tahun ini, kata Mugiarti, si bungsu akan genap 25 tahun.

Sambil menarik sedikit selimutnya, jari-jari Mugiarti yang kurus tampak “lengket”. Dia mengatakan, jarinya sudah kaku dan sulit untuk ditekuk lagi.

“(Jari) enggak bisa bengkok, itu sudah rapat, pada bengkok-bengkok. Lutut sudah enggak bisa diselonjorin, begini saja saya tidur,” lanjut Mugiarti.

Setiap kali Mugiarti mau bangun dan duduk, dia pun harus dibantu. Misalnya, saat Kompas.com meminta izin untuk mengabadikan dirinya dalam foto.

Mugiarti dengan senang hati mengiyakan permintaan ini. Dia lantas meminta suaminya, Maryadi (66), untuk membantunya beranjak. Saat itu, Maryadi mengangkat kepala Mugiarti dan mendorong sedikit agar tubuh istrinya ini bisa terduduk.

Meski kesulitan untuk memutar badan, Mugiarti tetap memperlihatkan senyumnya. Sesekali, dia menyisir rambutnya dengan jari sebelum kembali tersenyum.

“Kemarin mau potong rambut, cuma anak enggak sempat (potongkan),” ucap dia.

Meski tulang-tulangnya sudah rapuh dan keropos, mantan karyawan perusahaan travel ini mengaku baik-baik saja. Tidak ada penyakit lain yang menggerogoti badan Mugiarti. Hasil cek asam urat dan kolesterolnya pun selalu menunjukkan hasil yang baik.

Mugiarti menceritakan, penyakit ini tidak datang tiba-tiba. Jauh sebelum anak ketiganya lahir, lututnya sudah bermasalah. Dia pun sudah mengidap asma dan tak tahan dengan suhu dingin.

Pernah bekerja

Saat itu, Mugiarti sudah punya dua anak, mereka lahir pada tahun 1984 dan 1988. Kemudian sekitar 1991, Mugiarti memutuskan untuk bekerja kembali.

Dia diterima di salah satu perusahaan travel yang berkantor di Cikini. Sehari-hari Mugiarti ditugaskan untuk mengambil tiket perjalanan dari vendor atau berbelanja untuk kebutuhan kantor.

“Belanja alat-alat kantor, ngepel juga sih, tapi ruangannya kecil. Disuruh beli makan buat bos, ambil tiket juga. Enggak jauh-jauh sih, ambilnya di Kwitang situ,” imbuh Mugiarti.

Selama delapan tahun, Mugiarti bolak-balik Kwitang, Senen, Atrium, dan Cikini dengan menumpang bajaj.

Dia tak lagi ingat, berapa gaji yang diterimanya. Tapi, itu cukup untuk menambah pemasukan untuk kebutuhan rumah tangga, mengingat suaminya masih kerja serabutan.

Kala itu, Mugiarti tak memusingkan nyeri di lutut dan sendinya. Apalagi, dia dan suami baru saja menyambut anak ketiga mereka pada 1999. Mugiarti lantas berhenti kerja dan fokus membesarkan anak di rumah.

Jarang minum obat dan tak berobat

Memasuki masa senjanya, Mugiarti mengaku tak lagi mau mengonsumsi obat. Dia baru mau minta tolong dibelikan obat dari klinik kalau misal batuk atau flu mendera. Obat-obat pengapuran atau rematik tak lagi disentuhnya.

“Sudah dua tahun enggak minum obat. Habisnya, (sudah) minum, sakit lagi, minum (obat), sakit lagi. Sudah, dah biarin ajalah,” tutur dia lagi.

Mugiarti mengaku tidak pantang makanan. Tapi, sehari-harinya dia memang lebih sering makan sayur dengan sedikit nasi.

Sementara itu, dia hanya terapi di rumah dengan alat-alat yang ada. Bahkan, dua tahun terakhir Mugiarti tak pernah keluar rumah, apalagi untuk berobat ke dokter.

“Dulu sering (cek ke dokter). Sudah berapa lama saya enggak lagi. Anak saya enggak sempat bawa,” lanjut dia.

Mugiarti enggan menyalahkan anaknya. Dia sadar ketiga anaknya sudah sibuk bekerja dan sebagian sudah berkeluarga.

Anak pertama Mugiarti memang tinggal serumah dengannya. Tapi, anak dan menantunya ini juga sibuk dan tak sempat membawa ibu mereka ke dokter lagi.

Maryadi mengatakan, dulu mereka sering membawa Mugiarti ke Rumah Sakit Menteng Mitra Afia yang letaknya tak jauh dari rumah mereka.

“Takut ngerepotin anak,” ucap Mugiarti singkat.

Dia menyebut anak-anaknya tetap perhatian. Namun, Mugiarti sendiri lah yang enggan berobat lagi.

Setiap bulan, dia hanya diperiksa dokter dari posyandu. Dokter sebatas memeriksa tensi darah Mugiarti dan pengecekan dasar lainnya.

Meski menahan rasa sakit, Mugiarti masih bersyukur dirinya tidak ditinggal sendirian di rumah.

Jika di pagi hari suami dan anak-anaknya berangkat kerja, siangnya para cucu datang untuk menemani Mugiarti.

Walaupun tak bisa makan banyak, Mugiarti menyempatkan diri untuk menyeruput teh manis bersama cucunya yang tahun depan akan masuk SMP.

Kini, Mugiarti mengaku pasrah dan menerima kehidupan yang dijalaninya.

23/07/2024, 14:55 WIB
Shela Octavia, Irfan Maullana
Tim Redaksi

SUMBER: https://megapolitan.kompas.com/read/2024/07/23/14551121/kisah-mugiarti-9-tahun-terbaring-di-kasur-karena-pengapuran

Posted on Leave a comment

RSUD SSMA Pontianak Beri Edukasi Seputar Obat Asam Urat

HARIAN BERKAT – Asam urat merupakan salah satu jenis radang nyeri sendi yang disertai kemerahan, bengkak dan rasa hangat akibat penumpukan kristal asam urat di sendi. Kondisi ini paling sering terjadi di jempol kaki, tetapi bisa juga menyerang jari kaki lain, lutut atau pergelangan kaki.

Kadar normal asam urat untuk laki-laki yaitu 2,5 – 7 mg/dl dan perempuan berada di antara 1,5 – 6 mg/dl. Risiko jika terjadi peningkatan kadar asam urat dapat menyebabkan serangan radang sendi berulang hingga menimbulkan kerusakan sendi permanen dan kecacatan.

Apoteker (Apt) Devi Yulianti, S Farm. mengungkapkan penyakit asam urat terkadang tak cukup diatasi dengan penanganan rumah, beberapa kondisi perlu mengonsumsi obat asam urat untuk mengelola gejalanya. Hal tersebut disampaikannya ketika memberikan informasi seputar obat asam urat kepada 20 pasien dan pengunjung UPT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Rabu, 10 Juli 024.

“Pada umumnya obat asam urat bekerja dengan dua cara, yaitu untuk menangani serangan asam urat dan obat untuk menurunkan kadar asam urat di dalam darah,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat asam urat agar mendapatkan jenis obat asam urat yang tepat.

Menurutnya, ketika asam urat kambuh maka akan timbul rasa nyeri sendi dan peradangan. Untuk mengatasi nyeri tersebut, umumnya dokter akan meresepkan obat jenis diklofenak, ketorolak, celecoxib, dan kolkisin yang diminum sesuai dengan aturan pakai resep dokter.

“Sedangkan obat untuk menurunkan kadar asam urat yaitu allopurinol, febuxostat, dan probenesid. Di antara tiga jenis obat tersebut, allopurinol merupakan obat yang sering diresepkan dokter,” ungkap Devi.

Dirinya menekankan bahwa penggunaan obat asam urat harus sesuai dengan anjuran resep dokter dan jika obat yang dikonsumsi telah habis, segera dikonsultasikan dengan dokter untuk penanganan selanjutnya agar tidak menimbulkan efek yang membahayakan tubuh jika obat asam urat dikonsumsi berlebihan.

“Selain mengonsumsi obat asam urat, perubahan gaya hidup juga penting untuk mencegah serangan asam urat dan mengurangi tingkat keparahan asam urat,” terang Devi dihadapan pasien dan pengunjung UPT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak.

“Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan seperti rutin berolahraga, menghindari konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi seperti daging merah dan makanan laut, mempertahankan berat badan ideal, minum air minimal 2 liter/hari, dan menghindari minuman beralkohol dan minuman manis tinggi gula,” tambahnya.***

Penulis: Khanza Aqila Putrianto
Chica Aprianto – Pontianak
Kamis 11 Juli 2024

SUMBER: https://harianberkat.com/2024/07/11/rsud-ssma-pontianak-beri-edukasi-seputar-obat-asam-urat/

Posted on Leave a comment

Masih Sering Dikira Sama, Ternyata Ini Perbedaan Nyeri Leher karena Kolesterol dan Asam Urat

GridHEALTH.id – Nyeri leher adalah keluhan umum yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kolesterol tinggi dan asam urat. Meskipun keduanya dapat menyebabkan nyeri pada leher, penyebab, gejala, dan penanganannya berbeda.

Memahami perbedaan antara nyeri leher karena kolesterol dan asam urat sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Lantas, apa perbedaan di antara keduanya? Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Perbedaan nyeri leher karena kolesterol dan asam urat

Melansir dari berbagai sumber, ini adalah perbedaan antara nyeri leher yang disebabkan oleh kolesterol tinggi dan asam urat.

Penyebab nyeri leher

1. Kolesterol tinggi

Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang disebut aterosklerosis. Plak ini dapat menyempitkan arteri dan mengurangi aliran darah ke berbagai bagian tubuh, termasuk leher. Ketika suplai darah ke leher berkurang, otot-otot leher menjadi tegang dan menyebabkan nyeri.

2. Asam urat

Asam urat tinggi dalam darah dapat menyebabkan kristal urat terbentuk di sendi, termasuk sendi leher. Kondisi ini dikenal sebagai gout atau asam urat. Kristal ini menyebabkan peradangan dan nyeri yang intens pada sendi yang terkena, termasuk leher.

Gejala

1. Nyeri leher karena kolesterol tinggi

– Nyeri tumpul atau kram: Nyeri yang disebabkan oleh kolesterol tinggi biasanya berupa nyeri tumpul atau kram yang dapat terjadi ketika arteri di leher mengalami penyempitan.

– Terkait dengan aktivitas: Nyeri bisa muncul atau bertambah parah saat melakukan aktivitas fisik karena peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot.

– Gejala tambahan: Selain nyeri leher, mungkin ada gejala lain seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing yang berkaitan dengan penyakit jantung.

2. Nyeri leher karena asam urat

– Nyeri tajam dan mendadak: Nyeri yang disebabkan oleh asam urat biasanya berupa nyeri tajam dan mendadak yang sering kali terasa sangat intens.

– Pembengkakan dan kemerahan: Sendi yang terkena bisa menjadi bengkak, merah, dan hangat saat disentuh.

– Serangan nyeri berulang: Nyeri leher akibat asam urat bisa datang dan pergi, dengan serangan yang berlangsung beberapa hari hingga minggu.

Diagnosis

1. Kolesterol tinggi

– Tes darah: Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida.

– Pemeriksaan fisik: Dokter mungkin melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit jantung atau masalah sirkulasi lainnya.

2. Asam urat

– Tes darah: Pengukuran kadar asam urat dalam darah untuk menentukan apakah ada peningkatan kadar asam urat.

– Aspirasi sendi: Pengambilan cairan dari sendi yang terkena untuk memeriksa keberadaan kristal urat.

– Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa tanda-tanda peradangan pada sendi yang terkena.

Penanganan

1. Nyeri leher karena kolesterol tinggi

– Perubahan gaya hidup: Mengadopsi pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan berhenti merokok untuk menurunkan kadar kolesterol.

– Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat penurun kolesterol seperti statin.

– Pengelolaan stres: Mengelola stres melalui teknik relaksasi, yoga, atau meditasi untuk membantu mencegah ketegangan otot.

2. Nyeri leher karena asam urat

– Obat anti-inflamasi: Mengonsumsi obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri dan peradangan.

– Obat penurun asam urat: Dokter mungkin meresepkan obat untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah, seperti allopurinol.

– Diet rendah purin: Menghindari makanan tinggi purin seperti daging merah, makanan laut, dan alkohol untuk mencegah peningkatan kadar asam urat.

Meskipun nyeri leher bisa disebabkan oleh kolesterol tinggi dan asam urat, memahami perbedaan di antara keduanya sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Nyeri leher karena kolesterol tinggi biasanya tumpul dan terkait dengan aktivitas, sementara nyeri leher karena asam urat tajam dan mendadak dengan pembengkakan.

Diagnosis dan penanganan yang tepat dari kondisi ini dapat membantu meringankan gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. (*)

Cerita dari Ratnaningtyas Winahyu
Bacaan 3 menit

SUMBER: https://www.msn.com/id-id/berita/other/masih-sering-dikira-sama-ternyata-ini-perbedaan-nyeri-leher-karena-kolesterol-dan-asam-urat/ar-BB1pM2jT

Posted on Leave a comment

Apakah Makan Cokelat Pantangan buat Penderita Asam Urat?

JAKARTA – Ada anggapan bahwa penderita asam urat pantang makan cokelat. Hal itu dikarenakan beredar dugaan bahwa kandungan theobromin dalam cokelat tinggi purin. Benarkah demikian?

Cokelat sejatinya memiliki segudang manfaat buat kesehatan. Namun, penderita asam urat perlu menghindarinya karena dianggap bisa memperparah sakit yang mereka idap.

Asam urat sendiri merupakan bentuk radang sendi yang menyebabkan rasa sakit, panas, bengkak, dan kemerahan, sering kali terjadi pada sendi jempol kaki. Salah satu faktor pemicu penyakit ini adalah terlalu banyak kadar uric acid (asam urat) di dalam tubuh yang dapat membentuk kristal di persendian sehingga menimbulkan rasa sakit.

Diketahui, makanan tinggi purin dapat meningkatkan risiko asam urat. Makanan tinggi purin antara lain jeroan, daging merah, serta beberapa jenis seafood seperti ikan sarden, tuna, trout, dan teri. Mengonsumsi alkohol dan fruktosa juga bisa meningkatkan risiko asam urat.

Mengutip laman Medical News Today, cokelat sebenarnya bukan makanan tinggi purin.

Pernyataan yang sama tercantum di laman Dokter Sehat. Menurut laman tersebut, cokelat justru kaya kandungan antioksidan layaknya senyawa asam fenolik dan methylxanthine yang sangat baik bagi tubuh.

Jika ada anggapan bahwa kandungan theobromin di dalam cokelat tinggi purin, pakar kesehatan menyebutkan bahwa hal itu tidaklah benar.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rafael Franco dalam jurnal Nutrients yang diterbitkan pada 2013 membuktikan bahwa theobromine termasuk dalam jenis xanthine yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan metabolisme purin di dalam tubuh. Hal ini berarti, mengonsumsi cokelat tidak akan memberikan dampak bagi masalah asam urat.

Sementara itu, Dr. Steven Warren melalui penelitian berjudul Flavonoid Research menemukan fakta bahwa kandungan flavonoid dan procyanidin di dalam cokelat mampu memberikan efek antioksidan serta antiperadangan yang bisa menurunkan rasa nyeri saat asam urat kambuh.

Hanya saja, beberapa kandungan di dalam cokelat, terutama cokelat putih dan cokelat susu, dapat meningkatkan kadar uric acid sehingga memunculkan risiko bagi seseorang terkena penyakit asam urat.

Studi lain di tahun 2018 menemukan bahwa jika seseorang memasukkan sedikit cokelat hitam atau bubuk cokelat ke dalam makanannya, hal itu dapat membantu mengurangi produksi asam urat. Tapi masalahnya cokelat mengandung gula, lemak, dan garam dalam jumlah tinggi. Ketika mengetahui fakta ini, seseorang tentu bakal memperhitungkan hal tersebut agar tak dilakukan dalam dietnya.

Cara alami untuk mengatasi asam urat adalah dengan menerapkan pola hidup sehat serta menjaga asupan. Yakni tidak mengonsumsi makanan tinggi purin, membatasi minuman yang dimaniskan dengan fruktosa, dan mempertahankan berat badan ideal dengan cara rutin berolahraga.

Seseorang dengan asam urat mungkin merasakan bahwa diet seimbang mampu meredakan kondisi tersebut. Dia bisa makan cokelat batangan sebagai bagian dari variasi diet sehat itu. Namun, seperti telah disebutkan, cokelat batangan mengandung lemak jenuh dan gula tinggi, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Kenaikan berat badan diketahui dapat menyebabkan peningkatan kadar uric acid sehingga meningkatkan risiko asam urat dan juga masalah kesehatan lain.

Studi Terkait Cokelat dan Asam Urat

– Tinjauan tahun 2017 melaporkan manfaat cokelat untuk asam urat antara lain meningkatkan sirkulasi dan menawarkan beberapa perlindungan terhadap penyakit jantung yang diketahui menambah risiko asam urat, mengurangi tekanan darah tinggi yang juga merupakan faktor risiko asam urat, serta mengurangi peradangan di usus yang terkait dengan asam urat.

– Tinjauan lain dari tahun 2013 menyarankan adanya asupan polifenol kakao yang bisa berpengaruh terhadap obesitas. Obesitas sendiri merupakan saah satu faktor risiko asam urat.

– Studi kecil yang dilakukan pada 2018 menunjukkan bahwa mengonsumsi produk turunan kakao dapat menghambat kristalisasi asam urat.(tsa)

Titi Sutinah Apridawaty
Kamis, 11 Juli 2024 – 09:15 WIB

SUMBER: https://lifestyle.sindonews.com/read/1413321/155/apakah-makan-cokelat-pantangan-buat-penderita-asam-urat-1720663671?showpage=all

Posted on Leave a comment

Cara Mengatasi Leher Kaku dan Tegang karena Asam Urat, Biasakan Rutin Olahraga Ini

GridHEALTH.id – Leher kaku dan tegang merupakan gejala umum yang sering dihubungkan dengan berbagai kondisi kesehatan, termasuk asam urat.

Asam urat adalah gangguan metabolisme di mana tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau tidak dapat membuangnya dengan efisien.

Ketika asam urat kambuh, biasanya akan menyebabkan penumpukan kristal urat di persendian dan jaringan, termasuk leher.

Ya, leher yang kaku dan tegang kerap kali terjadi akibat asam urat.

Sebenarnya apa yang menjadi penyebabnya? Dan, bagaimana cara mengatasinya?

Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Penyebab leher kaku dan tegang karena asam urat

Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat, membentuk kristal urat yang menumpuk di sekitar sendi dan jaringan.

Meskipun asam urat lebih sering memengaruhi jari kaki, pergelangan kaki, dan lutut, leher juga dapat terkena.

Penumpukan kristal urat di leher dapat menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan rasa sakit, yang pada akhirnya menyebabkan kekakuan dan ketegangan.

Cara mengatasi leher kaku dan tegang karena asam urat

Melansir dari berbagai sumber, inilah beberapa cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengatasi leher kaku dan tegang akibat asam urat.

1. Minum air yang cukup

Minum air yang cukup setiap hari sangat penting untuk membantu tubuh mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urin.

Usahakan untuk minum setidaknya 8 gelas air per hari. Air membantu melarutkan asam urat dan mencegah penumpukan kristal urat di persendian.

2. Konsumsi obat anti-inflamasi

Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit di leher yang disebabkan oleh asam urat.

Namun, penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

3. Terapkan kompres hangat atau dingin

Kompres hangat dapat membantu melemaskan otot leher yang tegang, sementara kompres dingin dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.

Terapkan kompres hangat atau dingin pada leher selama 15-20 menit beberapa kali sehari untuk meredakan ketegangan dan rasa sakit.

4. Perbaiki pola makan

Diet yang rendah purin sangat penting untuk mengelola kadar asam urat dalam tubuh. Hindari makanan yang tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut tertentu.

Sebaliknya, konsumsi makanan yang rendah purin seperti sayuran hijau, biji-bijian utuh, dan produk susu rendah lemak.

5. Olahraga dan peregangan

Olahraga ringan dan peregangan dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi kekakuan di leher.

Latihan seperti yoga atau tai chi dapat membantu melemaskan otot leher dan meningkatkan sirkulasi darah. Pastikan untuk melakukan peregangan secara perlahan dan hati-hati untuk menghindari cedera.

6. Jaga berat badan ideal

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan produksi asam urat dan memperburuk gejala asam urat.

Menjaga berat badan ideal melalui diet sehat dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi kadar asam urat dalam darah dan mencegah penumpukan kristal urat di persendian.

7. Hindari alkohol dan minuman manis

Alkohol, terutama bir, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Minuman manis yang mengandung fruktosa juga dapat meningkatkan produksi asam urat.

Mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol dan minuman manis dapat membantu mengelola kadar asam urat dan mencegah kekakuan leher.

8. Konsultasi dengan dokter

Jika leher kaku dan tegang berlanjut atau memburuk, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat meresepkan obat yang lebih kuat untuk mengontrol asam urat dan memberikan saran tentang pengelolaan gejala.

Selain itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada kondisi lain yang mendasari kekakuan leher.

9. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup sangat penting untuk pemulihan tubuh. Tidur yang baik dapat membantu mengurangi stres dan peradangan, serta mempercepat pemulihan otot dan sendi yang tegang.

Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap malam dan ciptakan rutinitas tidur yang nyaman.

10. Gunakan dukungan leher

Menggunakan bantal leher yang baik atau penyangga leher dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot leher. Bantal yang mendukung leher dengan baik saat tidur dapat membantu mencegah kekakuan dan rasa sakit di pagi hari.

Leher kaku dan tegang karena asam urat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mengurangi gejala dan mencegah kekakuan leher yang disebabkan oleh asam urat.

Selalu konsultasikan dengan dokter jika gejala berlanjut atau memburuk untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan leher dan menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan bebas dari rasa sakit. (*)

Cerita dari Ratnaningtyas Winahyu
Bacaan 3 menit

SUMBER: https://www.msn.com/id-id/berita/other/cara-mengatasi-leher-kaku-dan-tegang-karena-asam-urat-biasakan-rutin-olahraga-ini/ar-BB1pEccX

Posted on Leave a comment

Gejala Gangguan Ginjal, Kenali Ciri-cirinya

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ginjal memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Akan tetapi hal tersebut bisa terganggu atau pun rusak akibat dari pola hidup yang tak sehat.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. RA. Adaninggar Primadia N, Sp. PD-KGH menjelaskan terdapat banyak penyakit gangguan ginjal.

“Karena infeksi, penyakit pembuluh darah, gaya hidup, diabetes, asam urat, batu ginjal, gagal ginjal kronik biasanya disebabkan autoimun, cancer juga. Gagal ginjal akut, bisa disebabkan karena dehidrasi, obat-obatan,” jelasnya dalam Instagram Kementerian Kesehatan.

Ginjal merupakan bagian tubuh yang bertugas untuk mendetoks apa yang kita makan, minum dan metabolisme.

Kekurangan darah atau anemia bisa juga dikarenakan tanda-tanda gangguan ginjal karena fungsinya juga sebagai hormonal. Gejala lain misalnya, terjadinya penurunan volume pada pipis.

“Ke ganggu banget kalau penurunan kencing, misal mual muntah, bengkak pada tubuh, yang akut tiba-tiba terjadi kerusakan ginjal,” katanya.

Kemudian, bila terjadi perubahan warna urin usai mengonsumsi obat kata dokter dr. RA. Adaninggar itulah adalah hal wajar. Namun kata dia yang perlu diwaspadai ketika kencing berwarna merah atau hitam

“BIla sudah terjadi pipis warna merah atau hitam, lebih baik segera diperiksakan ke dokter,” pungkasnya.(dec/spt)

Dinda Decembria
08 July 2024 13:30

SUMBER: https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/42923/gejala-gangguan-ginjal-kenali-ciri-cirinya

Posted on Leave a comment

Ini Bahaya Konsumsi Jeroan pada Orang Usia di Atas 40 Tahun

JP Radar Kediri – Memasuki usia 40 tahun, kesehatan sudah menjadi prioritas utama banyak orang. Salah satu aspek krusial yang perlu diperhatikan adalah cara penyajian makanan, termasuk konsumsi jeroan.

Jeroan mengacu pada bagian tubuh seperti hati, ginjal, jantung, dan usus.

Meski mengandung nutrisi, jeroan juga memiliki risiko kesehatan yang cukup besar, terutama bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas.

Berikut beberapa risiko jika orang di usia 40 tahun mengonsumsi jeroan:

1. Kolesterol Tinggi

Jeroan, khususnya hati, memiliki kadar kolesterol yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung yang lebih sering terjadi pada orang lanjut usia di atas 40 tahun.

2. Penyakit Kardiovaskular

Peningkatan konsumsi makanan tinggi lemak dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis, kecelakaan serebrovaskular dan stroke.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah lemak jenuh dan kolesterol pada jeroan.

3. Asam Urat

Jeroan mengandung purin yang dapat meningkatkan kandungan asam urat dalam tubuh.

Asam urat, juga dikenal sebagai gout, sering dikaitkan dengan nyeri sendi.

4. Keracunan Vitamin A

Hati hewan, khususnya, sangat kaya akan vitamin A. Meskipun vitamin A penting untuk kesehatan tulang, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan keracunan vitamin A.

Gejalanya meliputi mual, pusing sampai kerusakan hati.

5. Penyakit Metabolik

Orang yang berusia di atas 40 tahun lebih rentan terhadap penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi.

Konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol tinggi bisa memperparah kondisi ini.

Senin, 8 Juli 2024 | 16:59 WIB
Redaksi Radar Kediri
Editor: Anwar Bahar Basalamah

SUMBER: https://radarkediri.jawapos.com/genznews/784840678/ini-bahaya-konsumsi-jeroan-pada-orang-usia-di-atas-40-tahun

Posted on Leave a comment

Konsumsi Susu Bisa Memperburuk Asam Urat?

MINUMAN susu merupakan salah satu minuman favorit banyak orang, selain mudah dikonsumsi juga sarat manfaat karena berbagai nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Namun, banyak sejumlah mitos yang beredar di kalangan masyarakat terkait efek buruk susu terhadap kesehatan. Salah satunya ada yang menganggap bisa memperparah asam urat. Apakah benar demikian?

Mengutip laporan Medical News Today, Senin (8/7/2024) mitos atau anggapan bahwa susu bisa memperburuk asam urat tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, beberapa jenis susu justru cenderung bermanfaat bagi orang yang memiliki asam urat.

Produk susu tertentu disebutkan bisa membantu mengurangi risiko kadar asam urat tinggi dan asam urat. Arthritis Foundation bahkan menyarankan, penderita asam urat untuk minum susu rendah lemak.

Protein dalam susu terbukti dapat membantu tubuh membuang kelebihan asam urat, sehingga dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah dan mengurangi risiko serangan asam urat.

Artikel tahun 2021 yang membahas tentang asam urat di Jepang menunjukkan, bahwa semua jenis susu dan produk susu dikaitkan dengan kadar asam urat yang lebih rendah, meskipun versi rendah lemak lebih disukai.

Protein pada produk susu juga dapat membantu tubuh membuang asam urat dan dapat membantu menurunkan kadar asam urat untuk mencegah kristal asam urat.

Selain itu, mengonsumsi produk susu rendah lemak juga terbukti dapat membantu tubuh membuang asam urat melalui urin.

Satu artikel penelitian tahun 2021 yang meneliti prevalensi asam urat di Jepang dan potensi kaitannya dengan pola makan, menerangkan bahwa susu bubuk skim yang mengandung ekstrak lemak dan glikomakropeptida sejenis protein, bisa membantu meredakan nyeri sendi dan mengurangi serangan asam urat selama 3 bulan.(rpa)

Jurnalis: Wiwie Heriyani
Senin, 08 Juli 2024 |22:40 WIB

SUMBER: https://lifestyle.okezone.com/read/2024/07/08/298/3031528/konsumsi-susu-bisa-memperburuk-asam-urat?page=all