Arif Mashudi
Sabtu, 8 Juni 2024 | 13:55 WIB
PENYAKIT batu ginjal adalah kondisi terbentuknya materi padat dan keras yang menyerupai batu pada ginjal. Batu tersebut berasal dari garam dan mineral di dalam ginjal. Masalah kesehatan ini bisa muncul di sepanjang saluran urine.
Penyakit yang istilah medisnya disebut nefrolitiasis ini muncul karena limbah yang berada di dalam darah membentuk kristal dan menumpuk di bagian ginjal.
Zat kimia yang bisa membentuk batu dan menyumbat saluran ginjal adalah asam oksalat dan kalsium. Seiring berjalannya waktu, kedua zat tersebut bisa semakin keras hingga seperti batu.
Setelah terbentuk atau memadat, batu bisa menetap di ginjal atau berjalan ke arah saluran kemih. Terkadang, batu yang kecil dapat keluar melalui urine tanpa menimbulkan rasa sakit. Namun, batu yang terlalu besar dapat mengganggu cadangan urine di ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra. Hal ini yang menimbulkan rasa sakit.
Dokter Trisno Fajar Nursanto, Sp.U, M.MRS, Urolog (dokter urologi) di RSUD dr. Mohammad Saleh mengatakan, penyebab penyakit batu ginjal adalam pembentukan batu di ginjal.
Ini terjadi saat urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat, sehingga sulit untuk hancur oleh cairan dalam urine.
Pada saat yang sama, urine mungkin kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel. Sehingga menciptakan tempat yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.
Sementara itu, batu ginjal tidak akan selalu menetap di dalam organ ginjal alias bisa berpindah tempat.
Tetapi jika ukurannya cenderung besar, batu ginjal akan cukup sulit untuk berpindah. Sehingga memicu terjadinya iritasi pada saluran kemih.
”Apabila kondisi tersebut bisa dokter ketahui dan tangani sejak awal, risiko terjadinya kerusakan fungsi ginjal secara permanen pun bisa terhindari,” katanya.
Fajar panggilan akrabnya menerangkan, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal.
Mulai meliputi riwayat keluarga dan medis. Jika seseorang dalam keluarga mengidap batu ginjal, kemungkinan besar juga akan terkena batu. Selain itu, jika sudah memiliki satu atau lebih batu ginjal, maka berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan yang lain.
Sebagian besar penyakit batu ginjal terjadi pada orang-orang dengan rentang usia antara 30 hingga 50 tahun.
Faktor lain penyakit batu ginjal bisa dehidrasi. Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Selain itu, ada banyak kondisi yang terjadi ketika tubuh mengalami dehidrasi. Ditambah asupan garam berlebih.
Mengonsumsi makanan yang tinggi natrium (garam) dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal. Sebab, asupan garam berlebih meningkatkan jumlah kalsium yang harus ginjal saring.
Kegemukan juga menjadi salah satu factor terjadi penyakit batu ginjal. Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan berkaitan dengan peningkatan risiko batu ginjal. Kemudian ada juga karena faktor penyakit pencernaan dan pembedahan.
Operasi bypass lambung, penyakit radang usus atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan dalam proses pencernaan. Kondisi ini akan mempengaruhi penyerapan kalsium dan air, meningkatkan jumlah zat pembentuk batu dalam urine.
”Kondisi medis lain, misalnya seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemis berulang juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Kemudian suplemen dan obat-obatan tertentu, seperti vitamin C atau obat pencahar, bila kamu gunakan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko batu ginjal,” ungkapnya.
Pencegahan penyakit batu ginjal sebenarnya sangat sederna. Fajar mengungkapkan, sebenarnya, cara mencegah penyakit batu ginjal bisa sangat sederhana. Yaitu disiplin menerapkan pola hidup sehat.
Seperti perbanyak asupan cairan tubuh (minum) untuk menghindari dehidrasi dan mencegah terbentuknya batu ginjal dari limbah tubuh yang sifatnya terlalu pekat.
Mengonsumsi makanan dengan kandungan kalsium dengan jumlah yang tidak berlebihan. Begitu juga dalam kaitannya dengan mengonsumsi suplemen kalsium, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada dokter.
Kurangi asupan daging unggas atau ikan guna mencegah pembentukan batu ginjal karena asam urat berlebihan.
Mengonsumsi lebih sedikit makanan mengandung asam oksalat. Jika cenderung membentuk batu kalsium oksalat, dokter mungkin merekomendasikan untuk membatasi makanan-makanan tertentu.
Beberapa contoh makanannya, yaitu bayam, bit, ubi jalar, kacang-kacangan, cokelat, dan lainnya.
”Penting pula terapkan diet rendah garam dan protein hewani. Dengan mengurangi jumlah garam yang kamu konsumsi dan memilih sumber protein non-hewani. Terpenting adalah perbanyak asupan cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi dan mencegah terbentuknya batu ginjal dari limbah tubuh yang sifatnya terlalu pekat,” terangnya. (mas/fun)
Gejala Batu Ginjal yang Bisa Terjadi
- Sakit parah dan tajam di bagian samping dan belakang, pada bawah tulang rusuk.
- Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan.
- Rasa sakit yang datang dalam gelombang dan intensitasnya berfluktuasi.
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Urine merah muda, merah atau coklat.
- Tampilan urine yang keruh atau berbau busuk.
- Kebutuhan terus-menerus untuk buang air kecil, buang air kecil lebih sering dari biasanya atau buang air kecil dalam jumlah kecil.
- Mual dan muntah.
- Demam dan menggigil jika ada infeksi.
- Selain itu, rasa sakit yang timbul akibat batu ginjal dapat berubah. Misalnya, berpindah ke lokasi yang berbeda atau meningkat intensitasnya saat batu bergerak melalui saluran kemih.
Editor: Jawanto Arifin
SUMBER: https://radarbromo.jawapos.com/kesehatan/1004738463/pola-hidup-sehat-perbanyak-asupan-cairan-tubuh-sebenarnya-jadi-cara-sederhana-mencegah-batu-ginjal