Posted on Leave a comment

Kadar Asam Urat Normal Wanita Usia 40 Tahun, Cek Sekarang!

JAKARTA – Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin dalam tubuh. Purin sendiri dapat ditemukan pada berbagai makanan dan minuman. Tubuh memproduksi asam urat secara alami, dan sebagian besar dikeluarkan melalui urine.

Namun, kadar asam urat yang tinggi dalam darah dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama penyakit asam urat. Penyakit ini ditandai dengan serangan nyeri, pembengkakan, kemerahan, dan nyeri tekan yang tiba-tiba dan parah pada satu atau beberapa sendi, paling sering pada jempol kaki.

Serangan asam urat dapat terjadi secara tiba-tiba, sering kali membuat Anda terbangun di tengah malam karena merasakan jempol kaki Anda seperti terbakar. Sendi yang terkena terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri sehingga berat seprai yang menutupinya pun terasa tak tertahankan.

Dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (5/7/2024), secara umum, kadar asam urat normal wanita dewasa usia 40 tahun berkisar antara 2,0 hingga 6,5 mg/dL.

Namun, perlu diingat bahwa batas normal ini dapat sedikit bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti menopause. Setelah menopause, kadar asam urat wanita umumnya meningkat dan mendekati kadar asam urat pria.

Selain itu, orang dengan berat badan lebih besar umumnya memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi. Beberapa kondisi kesehatan, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan diabetes, dapat meningkatkan kadar asam urat.

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti diuretik dan obat penurun tekanan darah, juga dapat meningkatkan kadar asam urat. Konsumsi makanan tinggi purin, seperti jeroan, daging merah, seafood, dan minuman beralkohol, dapat meningkatkan kadar asam urat.

Satu-satunya cara untuk mengetahui kadar asam urat adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di laboratorium atau klinik kesehatan.

Gejala asam urat dapat datang dan pergi, tetapi ada cara untuk mengelola gejala dan mencegah kambuhnya gejala. Berikut beberapa tips untuk menjaga kadar asam urat normal:

1. Perhatikan pola makan: Hindari makanan tinggi purin dan batasi konsumsi alkohol.

2. Perbanyak konsumsi air putih: Minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh.

3. Jaga berat badan ideal: Menjaga berat badan ideal dapat membantu menurunkan kadar asam urat.

4. Rutin berolahraga: Olahraga teratur dapat membantu menurunkan kadar asam urat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

5. Kelola stres: Stres dapat meningkatkan kadar asam urat. Lakukan teknik relaksasi untuk mengelola stres.

6. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter: Jika Anda memiliki kadar asam urat tinggi, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu menurunkan kadar asam urat.(dra)

Diana Rafika Sari
Jum’at, 05 Juli 2024 – 07:40 WIB

SUMBER: https://lifestyle.sindonews.com/read/1409403/155/kadar-asam-urat-normal-wanita-usia-40-tahun-cek-sekarang-1720138058

Posted on Leave a comment

Jangan Terkecoh, Ini Beda Keluhan Nyeri Lutut karena Osteoarthritis Vs Asam Urat

Jakarta – Rasa nyeri pada lutut dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan. Salah satu di antaranya adalah osteoarthritis.

Penyakit ini biasanya dapat menimbulkan rasa nyeri pada lutut dan disebabkan oleh kerusakan jaringan tulang rawan yang melapisi tulang.

Spesialis orthopedi Siloam Hospital Dr dr John CP Butarbutar, SpOT menjelaskan kondisi ini kerap disalahartikan masyarakat sebagai penyakit asam urat karena sama-sama dapat menimbulkan nyeri pada lutut. Lantas apa yang membedakan kedua kondisi ini?

dr John menjelaskan bahwa jenis rasa nyeri yang muncul antara kedua kondisi ini dapat berbeda.

“Jadi beda ya dengan asam urat. Problemnya di sini asam urat itu selalu menjadi ‘korban’ apapun itu yang disalahkan asam urat. Kalau asam urat itu dia bentuknya serangan,” kata dr John dalam acara temu media, Rabu (19/6/2024).

“Tidak ada hubungan dengan aktivitas kita. Jadi serangan itu datang dalam 24 jam itu dia sakit sekali, terus dalam dua tiga hari itu turun,” sambungnya.

Sedangkan, menurut dr John rasa nyeri yang diakibatkan oleh penyakit osteoarthritis lebih khas. Rasa nyeri akibat osteoarthritis biasanya tidak berupa ‘serangan’ dalam jangka waktu, melainkan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Rasa nyeri yang ditimbulkan akan terus muncul dan semakin parah apabila tidak ada perbaikan gaya hidup atau perawatan dari dokter.

“Jadi osteoarthritis itu khas. Sakitnya itu semakin banyak pakai, semakin sakit. Tetapi dia akan progres sifatnya, tahun depan menjadi lebih sakit. Kemudian mulailah kakinya berbentuk ‘O’ lututnya, jalan pincang,” kata dr John.

“Kalau osteoarthritis atau degeneratif itu selalu underlying-nya itu banyak pakai, banyak sakit, terus tiap tahun dia progres bisa makin sakit terus,” tandasnya.(avk/naf)

Averus Kautsar
Kamis, 20 Jun 2024 11:00 WIB

SUMBER: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7399181/jangan-terkecoh-ini-beda-keluhan-nyeri-lutut-karena-osteoarthritis-vs-asam-urat

Posted on Leave a comment

Apa yang Menyebabkan Badan Terasa Pegal? Berikut 12 Daftarnya

KOMPAS.com – Badan yang terasa pegal dapat mengganggu aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Namun, apa yang menyebabkan badan terasa pegal?

Ternyata, penyebab badan pegal yang kerap dialami, yakni stres, dehidrasi, dan trauma pada salah satu atau beberapa bagian tubuh.

Namun, badan pegal juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya yang lebih serius, seperti infeksi, fibromyalgia, dan pneumonia.

Untuk lebih jelasnya, ketahui beberapa penyebab badan sakit semua berikut ini.

Apa yang menyebabkan badan terasa pegal?

Badan pegal-pegal umumnya bukan merupakan masalah medis yang serius dan dapat diatasi dengan melakukan perawatan dan pengobatan mandiri.

Namun, beberapa masalah kesehatan juga bisa menyebabkan badan pegal-pegal sehingga perlu pengobatan dan perawatan secara medis.

Disarikan dari Medical News Today dan Healthline, berikut adalah beberapa penyebab badan terasa pegal yang perlu diwaspadai.

Stres

Stres adalah masalah kesehatan mental yang dapat berdampak negatif pada kondisi fisik tubuh.

Stres juga dapat melemahkan sistem imun tubuh sehingga lebih rentan untuk mengalami infeksi dan inflamasi, sehingga risiko tubuh nyeri dan pegal akan meningkat.

Dehidrasi

Air putih dapat mendukung fungsi tubuh. Sebaliknya, dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh dapat meningkatkan risiko kram otot.

Selain membuat badan sakit semua, dehidrasi juga bisa menyebabkan gejala lainnya, seperti urine yang gelap, pening, kelelahan, dan rasa haus yang berlebihan.

Kurang tidur

Remaja yang berusia di atas 18 tahun dan para orang dewasa memerlukan waktu tidur setidaknya selama tujuh jam setiap malam.

Kurang tidur dapat membuat tubuh lebih sensitif terhadap rasa sakit, serta memperparah rasa sakit yang sebelumnya dialami.

Fibromyalgia

Fibromyalgia adalah kondisi kronis di mana tubuh terasa lelah, sakit, dan sensitif.

Penyebab kondisi ini tidak diketahui secara pasti, tetapi orang tua dan penderita lupus atau rheumatoid arthritis bisa memiliki risiko yang lebih besar.

Infeksi dan virus

Selesma, flu, dan jenis infeksi lainnya dapat menyebabkan inflamasi sebagai respons tubuh untuk menghilangkannya.

Selain membuat tubuh terasa pegal, infeksi dan virus juga bisa menimbulkan gejala lainnya, seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, demam, dan sakit kepala.

Konsumsi obat tertentu

Beberapa jenis obat, seperti statin dan obat untuk darah tinggi, bisa menyebabkan efek samping tertentu, seperti nyeri, kaku, dan sakit tubuh.

Selain itu, gejala penarikan terhadap obat-obatan terlarang atau minuman beralkohol juga bisa memberikan efek serupa.

Retensi cairan

Tubuh yang menahan cairan dapat mengalami pembengkakan dan inflamasi sehingga akan menyebabkan nyeri dan sakit otot.

Selain itu, retensi cairan juga akan menyebabkan rasa nyeri di salah satu atau beberapa bagian tubuh, dan kram.

Hipokalsemia

Hipokalsemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan kalsium dan vitamin D, baik dari paparan sinar matahari dan dari makanan yang dikonsumsi.

Kekurangan vitamin D juga bisa menimbulkan nyeri pada tulang dan otot, serta kram dan rasa lemas.

Sindrom kelelahan kronis

Sindrom kelelahan kronis, atau dikenal juga sebagai myalgic encephalomyelitis (ME), dapat membuat tubuh kelelahan dan lemas, meskipun sudah tidur dan istirahat cukup.

Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa nyeri di otot dan sendi di seluruh tubuh, sakit kepala, dan kesulitan untuk berpikir atau mengingat.

Arthritis

Arthritis terjadi ketika sendi mengalami inflamasi. Ada beberapa jenis arthritis dan gejalanya berbeda-beda, tetapi semuanya menyebabkan nyeri sendi.

Kondisi ini juga akan menyebabkan gejala lainnya, seperti kaku dan pembengkakan di sekitar sendi, dan sulit untuk menggerakkan sendi.

Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang juga bisa berdampak negatif pada tubuh.

Selain menyebabkan nyeri dada dan nyeri otot, kondisi ini juga bisa menimbulkan gejala lainnya, seperti batuk, sakit kepala, demam, sulit bernapas, kelelahan, dan mual.

Gangguan autoimun

Beberapa gangguan autoimun dapat membuat tubuh terasa sakit, seperti lupus dan sklerosis ganda.

Gangguan autoimun tersebut juga bisa memicu inflamasi pada otot dan menyebabkan gejala lainnya, seperti kelelahan.

Memahami apa yang menyebabkan badan terasa pegal sangatlah penting agar bisa melakukan pengobatan dan perawatan yang tepat.

Badan yang terasa pegal umumnya dapat diatasi dengan beristirahat dan mengoleskan krim antinyeri.

Namun, beberapa masalah kesehatan lainnya perlu segera diatasi secara medis sehingga bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat.

Sumber: Healthline,Medical News Today

15/06/2024, 19:30 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

SUMBER: https://health.kompas.com/read/24F15193000968/apa-yang-menyebabkan-badan-terasa-pegal-berikut-12-daftarnya-

Posted on Leave a comment

Mengenal Sendi Peluru: Pengertian, Fungsi, dan Contoh

Nur Wasilatus Sholeha
Senin, 03 Jun 2024 06:40 WIB

Jakarta – Apakah detikers mengetahui anggota tubuh yang dapat bergerak dengan bebas ke samping kiri, kanan, depan dan belakang? Anggota tubuh tersebut adalah bahu dan pinggul. Hal tersebut karena adanya sendi peluru.

Sendi peluru adalah sendi yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari untuk beraktivitas, seperti berjalan, mengambil barang, makan, mencuci, dan masih banyak lagi.

Untuk itu, detikers perlu memahami lagi mengenai sendi peluru dengan membaca artikel ini. Simak terus yah!

Apa itu Sendi Peluru?

Pergerakan tidak mungkin jika tidak ada kelenturan dalam rangka, kelenturan terjadi karena adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan yang berfungsi dalam memberi gerakan dan fleksibilitas dalam tubuh.

Terdapat berbagai macam sendi berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya, salah satunya adalah sendi peluru.

Menurut modul Biologi yang dikutip dari repository Kemdikbud, Sendi peluru adalah persendian yang dapat bergerak bebas atau ke segala arah.

Sendi peluru terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol seperti peluru atau bola masuk ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan atau mangkuk.

Gerakan yang bebas dimaksudkan sendi dapat bergerak ke atas, ke bawah, dan ke samping, adapun contoh sendi peluru yaitu sendi antara tulang gelang bahu dan lengan atas.

Sendi peluru merupakan salah satu jenis sendi sinovial atau diartrodial, yaitu sendi yang memiliki rongga sendi dan permukaannya dilapisi rawan hialin dan tulang-tulang sendi sinovial dihubungkan oleh sejumlah ligamen.

Fungsi Sendi Peluru

Sendi peluru dapat memberikan gerakan yang lebih banyak ketimbang sendi lainnya seperti fleksi, adduksi, rotasi, dan sirkumduksi.

Fungsi sendi peluru sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, Hal tersebut karena gerakan lengan dan kaki oleh sendi peluru dapat bergerak ke berbagai arah.

Gerakan tersebut mencakup aktivitas seperti mandi, berpakaian, makan, berjalan, berdiri, duduk, dan lainnya.
Contoh Sendi Peluru

Terdapat dua contoh sendi peluru yaitu:

1. Sendi Bahu

Sendi bahu atau sendi glenohumeral adalah salah satu contoh dari sendi peluru antara fossa glenoidalis scapula dan kepala humerus.

Sendi ini merupakan sendi yang paling banyak bergerak, terdapat 8 gerakan yang memungkinkan terjadi pada sendi ini yaitu fleksi ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, abduksi horizontal, dan adduksi horizontal.

2. Sendi panggul

Sendi panggul adalah sendi peluru yang menghubungkan tulang ekstremitas bawah dan kerangka aksial. Kepala femoralis yang bulat terletak di dalam acetabulum berbentuk cangkir.

Contoh sendi peluru ini memungkinkan terjadinya 6 gerakan berbeda seperti fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal, dan rotasi eksternal yang digabungkan untuk menggerakkan kaki.

Masalah Kesehatan yang Dapat Terjadi pada Sendi Peluru

Terdapat berbagai macam masalah kesehatan yang dapat menyerang sendi peluru ini yaitu:

1. Rheumatoid Arthritis

Arthritis Rheumatoid (AR) merupakan penyakit rematik autoimun yang paling sering dijumpai dan merupakan penyakit inflamasi kronik yang progresif dan menimbulkan kerusakan sendi yang permanen.

Mengutip dari Verywellhealth, penyakit ini dapat menyerang sendi seperti bahu, pinggul dan lutut. Gejala radang sendi ini dapat meliputi kemerahan, bengkak, dan nyeri.

2. Osteoartritis

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang ditandai dengan kerusakan rawan sendi dan tulang subkondral dan menyebabkan nyeri pada sendi. Biasanya penyakit ini ditemui pada orang-orang di atas 65 tahun.
Penyakit ini dapat menyerang sendi manapun, namun umumnya menyerang sendi bola dan skor di bahu dan pinggul, hal tersebut dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan sendi.

3. Cedera

Cedera sering kali terjadi pada sendi peluru seperti pada tulang rawan di dalam sendi atau labrum, cedera juga dapat menimbulkan dikloksia yang merusak labrum di bahu dan panggul. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri pada sendi.

(pal/pal)

https://www.detik.com/edu/detikedu/d-7368797/mengenal-sendi-peluru-pengertian-fungsi-dan-contoh

Posted on Leave a comment

Pentingnya Rujukan Dokter Sebelum Periksa Kesehatan ke Laboratorium

31/05/2024, 13:06 WIB
Lusia Kus Anna
Editor

KOMPAS.com – Melakukan pemeriksaan laboratorium menjadi bagian tak terpisahkan dari diagnostik yang dilakukan dokter atau pun memutuskan jenis perawatan untuk pasien. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan di lab seharusnya atas rujukan dokter.

Dijelaskan oleh dr.Purnomo Budi Setiawan Sp.PD-KGEH, pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain, memiliki konsekuensi yang panjang karena itu butuh pertanggung jawaban profesional, yaitu dokter.

“Dari setiap hasil laboratorium yang dikeluarkan butuh pertanggung jawaban, apa tindakan selanjutnya,” ujarnya di sela acara peluncuran Next Generation Laboratory Automation System di Prodia, Surabaya (30/5/2024).

Ia mengatakan, petugas laboratorium tidak bisa menerangkan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan. Jika petugas memberi keterangan yang salah, maka ada dampaknya.

“Ini bukan masalah biaya saja, saya mampu bayar lab lalu bisa seenaknya periksa,” kata dr.Purnomo.

Pemeriksaan lab secara rutin bisa dilakukan oleh pasien yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, karena pasien umumnya sudah ditangani oleh dokter.

Menurut dr.Purnomo, di negara maju yang sistem kesehatannya lebih baik, hampir tidak ada pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium atas permintaan sendiri, melainkan harus dengan rujukan dokter.

Seorang dokter yang meminta pasiennya melakukan pemeriksaan penunjang, harus bertanggung jawab jika ada hasil pemeriksaan dengan nilai-nilai kritis. Terlebih ada beberapa hasil pemeriksaan yang memiliki hasil nilai sangat luas dan butuh penjelasan dokter.

“Idealnya semua stakeholder, baik dokter dan pihak laboratorium, membuat panduan untuk memilah mana pemeriksaan yang bisa atas pemeriksaan sendiri dan mana saja yang wajib dengan rujukan dokter,” katanya.

Pemeriksaan penunjang diagnostik saat ini sudah menjadi andalan para dokter untuk menentukan jenis perawatan yang tepat untuk pasien.

“Hasil laboratorium yang akurat dan reliable sangat menentukan hasil penanganan kepada pasien. Jika hasil lab tidak akurat bisa merugikan pasien,” kata dr.Soebagijo Adi Soelistijo Sp.PD-KEMD.

SUMBER: https://health.kompas.com/read/24E31130600268/pentingnya-rujukan-dokter-sebelum-periksa-kesehatan-ke-laboratorium

Posted on Leave a comment

Rematik dan Asam Urat Apakah Sama? Yuk, Cek Perbedaan Keduanya di Sini

MOMSMONEY.ID – Rematik dan asam urat apakah sama? Simak perbedaan rematik dan asam urat pada ulasan berikut ini, yuk.

Dalam dunia medis, istilah rematik dan asam urat sering terdengar, tetapi banyak yang salah kaprah menganggap keduanya sama.

Kedua kondisi ini memang berhubungan dengan sendi, namun memiliki penyebab dan pengelolaan yang berbeda.

Mari kita jelajahi perbedaan rematik dan asam urat untuk memahami lebih lanjut. Simak, ya!

Perbedaan rematik dan asam urat

Melansir dari laman Healthline, rematik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang terutama menyerang sendi.

Penyakit ini menyebabkan peradangan kronis yang dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan bisa berujung pada erosi tulang serta deformitas sendi.

Nyeri bisa berkisar dari ringan hingga berat dan seringkali disertai dengan kekakuan. Rematik bisa menyebabkan sendi menjadi kaku dan biasanya terjadi secara simetris, mempengaruhi sendi yang sama di kedua sisi tubuh.

Selain itu, rematik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan sendi yang mengakibatkan kegoyahan, nyeri kronis, dan sendi yang cacat. RA tidak hanya mempengaruhi sendi, tetapi juga bisa berdampak pada organ lain seperti kulit, mata, dan paru-paru.

Asam urat, dikenal juga dengan nama gout, adalah jenis arthritis yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi, yang berasal dari metabolisme purin.

Tingginya kadar asam urat dalam darah bisa menyebabkan serangan yang sangat menyakitkan, pembengkakan, dan kemerahan pada sendi yang terpengaruh, sering kali diawali pada sendi jempol kaki.

Nyeri yang dirasakan bisa sangat intens. Rasa sakit dan pembengkakan biasanya muncul selama episode yang berlangsung 1 hingga 2 pekan. Pada tahap lanjutan, asam urat dapat mempengaruhi sendi lain dan terkadang menyebabkan kerusakan ginjal.

Perbedaan penyebab rematik dan asam urat

Rematik terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh. Penyebab pasti dari RA masih belum sepenuhnya dipahami, namun diduga merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.

Faktor-faktor tambahan yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rematik antara lain:

* Jenis kelamin perempuan.
* Terpapar asap rokok di masa kanak-kanak.
* Memiliki gen tertentu, termasuk genotipe human leukocyte antigen (HLA) kelas II.
* Perempuan yang belum melahirkan.

Sementara itu, asam urat terjadi ketika terjadi penumpukan asam urat dalam darah yang kemudian membentuk kristal berbentuk jarum di dalam sendi. Urat ini terbentuk saat tubuh memecah purin, yang ditemukan dalam beberapa makanan seperti:

* Protein hewani, terutama jeroan.
* Ikan dan kerang.
* Kacang.
* Minuman beralkohol.

Biasanya, tubuh akan mengeluarkan urat melalui urine. Tetapi faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan urat menumpuk dalam darah dan membentuk kristal di sendi serta menyebabkan peradangan dan nyeri yang intens.

Faktor tambahan yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena asam urat adalah:

* Jenis kelamin laki-laki.
* Riwayat keluarga dengan asam urat.
* Konsumsi alkohol.
* Konsumsi minuman manis.
* Diet tinggi purin dan rendah buah-buahan serta sayuran.
* Adanya kondisi kesehatan tertentu seperti sindrom metabolik, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronis, dan beberapa jenis kanker.

Perbedaan pengobatan rematik dan asam urat

Baik rematik (RA) maupun asam urat merupakan jenis arthritis yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Pengobatan untuk kedua kondisi ini umumnya bertujuan untuk mencegah kekambuhan, mengelola rasa sakit, dan mengurangi peradangan saat terjadi serangan.

Dalam mengatasi kedua kondisi ini, dokter biasanya meresepkan obat-obatan yang spesifik untuk masing-masing penyakit.

Akan tetapi, terdapat beberapa persamaan dalam pengobatan, terutama dalam penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau kortikosteroid seperti prednison untuk mengelola rasa sakit dan peradangan.

Untuk rematik, dokter umumnya menggunakan obat yang dikenal sebagai disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) atau terapi biologis yang bertujuan memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah kerusakan sendi yang bersifat permanen.

Selain itu, dokter juga mungkin merekomendasikan obat-obatan lain atau strategi untuk meredakan rasa sakit dan mencegah atau mengurangi kecacatan.

Dalam kasus asam urat, dokter mungkin akan menyarankan obat-obatan yang berfungsi mengurangi kadar asam urat dalam tubuh dan mencegah pembentukan kristal asam urat. Obat-obatan ini umumnya meliputi:

* Inhibitor xantin oksidase, seperti allopurinol yang mengurangi produksi asam urat.
* Agen urikosurik seperti probenesid yang membantu ginjal mengeluarkan lebih banyak asam urat dari darah.
* Colchicine yang digunakan untuk meredakan rasa sakit selama serangan asam urat dan mencegah peradangan yang diakibatkan oleh pembentukan kristal.

Dokter juga dapat merekomendasikan perubahan pola makan sebagai bagian dari pengobatan untuk mengurangi faktor risiko dan memperbaiki kualitas hidup pasien.

Nah, rematik dan asam urat apakah sama? Jawabannya adalah berbeda, ya. Perbedaan rematik dan asam urat telah Momsmoney uraikan lengkap di atas. Semoga bermanfaat.

Reporter: Rezki Wening Hayuningtyas
Editor: Rezki Wening Hayuningtyas
Kamis, 30 Mei 2024 | 14:30 WIB

SUMBER: https://momsmoney.kontan.co.id/news/rematik-dan-asam-urat-apakah-sama-yuk-cek-perbedaan-keduanya-di-sini

Posted on Leave a comment

Apa Sering Menahan Kencing Sebabkan Penyakit Ginjal? Ini Ulasannya…

Shintaloka Pradita Sicca
Penulis
28/05/2024, 12:00 WIB

Sumber: Medical News Today, Kidney Stone Melbourne, Redcliffe Labs

KOMPAS.com – Menahan kencing tidaklah dianjurkan, apalagi jika sering dilakukan, ada berbagai dampak buruknya yang bisa terjadi.

Sering menahan kencing bisa berdampak buruk karena air seni adalah limbah dalam tubuh yang bisa mengandung berbagai mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat, seperti dikutip Medical News Today.

Jika ditahan terlalu lama, mineral-mineral itu bisa mengendap dan terkonsentrasi menjadi batu. Tidak hanya itu, kebiasaan buruk ini juga memengaruhi otot kandung kemih yang menahan bertugas menahan urine.

Baca artikel ini selengkapnya untuk tahu apakah kebiasaan menahan kencing bisa mengakibatkan penyakit ginjal.

Apakah sering menahan kencing mengakibatkan penyakit ginjal?

Dikutip dari Redcliffe Labs, ginjal dan buang air kecil memiliki hubungan yang erat. Sebab, fungsi ginjal salah satunya adalah untuk menyaring limbah, racun, dan kelebihan air dari darah.

Setiap gangguan pada ginjal dapat memengaruhi fungsinya dalam memproses produksi dan eliminasi urine sehingga menimbulkan beberapa masalah.

Begitu pula jika Anda sering menahan kencing, fungsi ginjal Anda dapat terganggu hingga mengakibatkan penyakit.

Saat Anda menahan buang air kecil, volume kandung kemih akan meningkat dan ginjal bisa mendapatkan tekanan.

Untuk diketahui bahwa urine ditampung di kandung kemih sebelum dikeluarkan saat kencing.

Tekanan pada ginjal dapat mengganggu fungsinya dan berpotensi mengakibatkan penyakit ginjal.

Jika sering menahan buang air kecil menjadi kebiasaan Anda, ini bisa mengakibatkan kerusakan ginjal jangka panjang.

Salah satu bentuknya adalah munculnya batu ginjal.

Batu ginjal terbentuk dari konsentrasi mineral tinggi yang terkandung dalam urine, seperti asam urat dan kalsium oksalat.

Masalah pada ginjal ini mungkin tampak tidak serius dan masih bisa diobati atau keluar sendiri, jika ukurannya masih kecil.

Namun, dikutip dari Kidney Stone Melbourne, batu ginjal yang dibiarkan tidak diobati bisa mengakibatkan komplikasi serius.

Terkadang, batu ginjal bisa bergerak dan menyumbat saluran kemih yang mengakibatkan retensi urine dan rasa sakit luar biasa.

Batu ginjal juga bisa melukai organ di dalamnya sehingga mengakibatkan infeksi berat yang meningkatkan risiko keracunan darah (septikemia). Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa.

SUMBER: https://health.kompas.com/read/24E28120000068/apa-sering-menahan-kencing-sebabkan-penyakit-ginjal-ini-ulasannya-

Posted on Leave a comment

Bisakah Asam Urat Dialami Anak Muda? Kenali Gejala dan Faktor Risikonya

Bisakah Asam Urat Dialami Anak Muda? Kenali Gejala dan Faktor Risikonya

Nurul Faradila
Sabtu, 25 Mei 2024 | 10:00 WIB

GridHEALTH.id – Penyakit asam urat bisakah terjadi pada kelompok usia muda?

Asam urat adalah salah satu jenis radang sendi yang umumnya dialami oleh kelompok lanjut usia.

Rata-rata usai pengidap asam urat berusia mulai dari 60 tahun. Puncak risiko penyakit ini yakni pada orang-orang yang berusia 75 tahun.

Meskipun lebih sering pada lansia, tapi penyakit asam urat juga bisa dialami oleh anak muda.

Kejadian asam urat pada anak muda disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup tidak sehat, pola makan yang tidak seimbang, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Gejala Asam Urat pada Anak Muda

Asam urat yang dialami oleh kelompok usia muda dapat menurunkan produktivitas.

Gejala asam urat usia muda yang terjadi umumnya sama dengan lansia, keluhannya meliputi:

1. Nyeri sendi yang tiba-tiba dan parah, biasanya di kaki, jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, atau siku

2. Sendi bengkak, kemerahan, dan panas

3. Kekakuan sendi yang memburuk di malam hari atau saat bangun tidur

4. Nyeri hebat yang berlangsung selama hitungan jam hingga hari

Pengobatan Asam Urat pada Anak Muda

Jika mengalami gejala asam urat, segera periksakan diri ke dokter. Di sana, akan dilakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mendiagnosis asam urat.

Pengobatan asam urat pada anak muda bertujuan untuk meredakan nyeri dan mencegah serangan asam urat di masa depan.

Adapun pengobatan yang diberikan pada pengidap asam urat usia muda berupa:

1. Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau naproxen untuk meredakan nyeri dan peradangan

2. Colchicine, untuk meredakan serangan asam urat akut

3. Allopurinola, obat yang bertujuan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah

4. Febuxostat, obat medis yang bekerja menurunkan kadar asam urat dalam darah

Selain mengonsumsi obat-obatan tersebut, pengidap asam urat juga perlu mengatur pola makan.

Dengan mengonsumsi makanan rendah purin seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.

Selain itu, jaga berat badan tetap ideal dengan berolahraga secara teratur dan kelola stres dengan baik.

Asam urat bukan hanya penyakit orang tua, anak muda juga bisa mengalaminya. Dengan mengetahui gejala dan cara pengobatannya, kondisinya bisa terkontrol. (*)

SUMBER: https://health.grid.id/read/354092608/bisakah-asam-urat-dialami-anak-muda-kenali-gejala-dan-faktor-risikonya?page=all

Posted on Leave a comment

Asam Urat yang Sering Kumat Bisa Memicu Penyakit Ginjal?

Selasa, 07 Mei 2024 | 18:56 WIB

Asam urat penyakit radang sendi yang bisa menyerang siapa saja.

Serangan asam urat terjadi saat kadar asam urat melebihi batas normal kemudian berubah menjadi kristal dan mengendap di dalam persendian.

Serangan asam urat umumnya ditandai dengan rasa nyeri yang menyakitkan di area persendian yang terkena, bengkak, dan kemerahan.

Serangan asam urat memang bisa meredakan dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, asam urat yang tidak kunjung diobati bisa memicu berbagai penyakit lainnya salah satunya penyakit ginjal.

SUMBER: https://tv.kontan.co.id/video/Gm6_tUefdsU