KOMPAS.com – Saat Idul Adha biasanya saat melaksanakan ibadah kurban kamu akan diberikan daging atau organ dalam hewan kurban tersebut.
Bagi kamu yang berniat untuk membuat suatu hidangan dengan jeroan atau organ dalam sebaiknya perlu memperhatikan efek samping dari mengonsumsinya.
Meskipun lezat, jeroan sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering atau dalam jumlah banyak karena dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Jeroan merupakan organ dalam hewan yang diolah menjadi berbagai masakan, seperti lidah, babat, usus, hati, paru, jantung, limpa, dan otak.
Meskipun jeroan kaya akan gizi, konsumsi berlebihan dapat membahayakan kesehatan karena kandungan kolesterol, lemak, purin, dan zat berbahaya lainnya yang tinggi.
Efek samping jeroan terhadap kesehatan
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), simak 10 efek samping mengonsumsi jeroan terhadap kesehatan berikut ini.
1. Mengandung racun
Banyak ahli menyatakan bahwa jeroan mengandung berbagai racun karena hati dan ginjal hewan menyaring racun dari darah.
Beberapa racun yang ditemukan dalam jeroan termasuk merkuri, timah, arsenik, kromium, kadmium dan selenium.
Karena fungsi liver pada hewan mirip dengan manusia, racun-racun tersebut akan mengendap di liver. Oleh karena itu, mengonsumsi hati sama dengan mengonsumsi racun.
2. Menyebabkan infeksi parasit
Organ hewan dapat mengandung berbagai parasit yang masuk melalui makanan selama hewan hidup.
Karena tidak ada yang dapat memastikan apakah hewan benar-benar bebas dari parasit, mengonsumsi jeroan dapat meningkatkan risiko infeksi akibat parasit yang terdapat di dalamnya.
3. Kolesterol meningkat
Jeroan memiliki kadar lemak dan kolesterol yang tinggi. Padahal, WHO merekomendasikan asupan lemak tidak lebih dari 30 persen dari total energi per hari.
Angka itu setara dengan 75 gram lemak bagi perempuan dan 91 gram lemak bagi pria per hari menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI.
Secara umum, ini berarti sekitar 67 gram lemak per hari jika kebutuhan energi total adalah 2000 kalori.
4. Penyakit jantung
Kadar kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi dalam jeroan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Ini dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung, yang memicu penyakit jantung koroner.
5. Stroke
Konsumsi jeroan juga meningkatkan risiko stroke karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak, mirip dengan mekanisme penyumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung.
6. Kelebihan vitamin A
National Institutes of Health merekomendasikan batas aman konsumsi vitamin A per hari adalah tidak lebih dari 10.000 IU.
Jeroan mengandung vitamin A yang tinggi, sehingga konsumsi sering dapat menyebabkan penumpukan vitamin A dalam tubuh yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan seperti sakit kepala, mual, dan kerusakan hati.
7. Asam urat
Jeroan mengandung kadar purin tinggi, yang dapat menyebabkan asam urat. Purin dimetabolisme menjadi asam urat, yang biasanya dikeluarkan melalui urine.
Namun, jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi dan ginjal tidak mampu mengeluarkan sepenuhnya akan terjadi asam urat yang menumpuk di jaringan tubuh seperti sendi dan menyebabkan nyeri hebat.
8. Sakit pinggang, encok dan rematik
Jeroan dapat memperparah sakit pinggang, encok dan rematik karena kandungan purin yang tinggi.
Bagi yang mengalami kondisi tersebut, sebaiknya menghindari konsumsi jeroan untuk mencegah agar tidak makin memburuk.
9. Gangguan pencernaan
Usus, salah satu jenis jeroan yang memiliki tekstur keras sehingga sulit dicerna dan mengandung banyak bakteri karena merupakan organ pencernaan. Proses pengolahan yang kurang bersih dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah.
10. Sakit kepala belakang
Beberapa orang mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi jeroan, kemungkinan akibat kandungan dalam jeroan.
Jika sakit kepala tidak hilang meski telah berhenti mengonsumsinya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.
Sumber: Yankes Kemkes
12/06/2024, 09:31 WIB
Aska Bagus Aldika, Anggara Wikan Prasetya