Posted on Leave a comment

Konsumsi Susu Bisa Memperburuk Asam Urat?

MINUMAN susu merupakan salah satu minuman favorit banyak orang, selain mudah dikonsumsi juga sarat manfaat karena berbagai nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Namun, banyak sejumlah mitos yang beredar di kalangan masyarakat terkait efek buruk susu terhadap kesehatan. Salah satunya ada yang menganggap bisa memperparah asam urat. Apakah benar demikian?

Mengutip laporan Medical News Today, Senin (8/7/2024) mitos atau anggapan bahwa susu bisa memperburuk asam urat tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, beberapa jenis susu justru cenderung bermanfaat bagi orang yang memiliki asam urat.

Produk susu tertentu disebutkan bisa membantu mengurangi risiko kadar asam urat tinggi dan asam urat. Arthritis Foundation bahkan menyarankan, penderita asam urat untuk minum susu rendah lemak.

Protein dalam susu terbukti dapat membantu tubuh membuang kelebihan asam urat, sehingga dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah dan mengurangi risiko serangan asam urat.

Artikel tahun 2021 yang membahas tentang asam urat di Jepang menunjukkan, bahwa semua jenis susu dan produk susu dikaitkan dengan kadar asam urat yang lebih rendah, meskipun versi rendah lemak lebih disukai.

Protein pada produk susu juga dapat membantu tubuh membuang asam urat dan dapat membantu menurunkan kadar asam urat untuk mencegah kristal asam urat.

Selain itu, mengonsumsi produk susu rendah lemak juga terbukti dapat membantu tubuh membuang asam urat melalui urin.

Satu artikel penelitian tahun 2021 yang meneliti prevalensi asam urat di Jepang dan potensi kaitannya dengan pola makan, menerangkan bahwa susu bubuk skim yang mengandung ekstrak lemak dan glikomakropeptida sejenis protein, bisa membantu meredakan nyeri sendi dan mengurangi serangan asam urat selama 3 bulan.(rpa)

Jurnalis: Wiwie Heriyani
Senin, 08 Juli 2024 |22:40 WIB

SUMBER: https://lifestyle.okezone.com/read/2024/07/08/298/3031528/konsumsi-susu-bisa-memperburuk-asam-urat?page=all

Posted on Leave a comment

Otot Sering Nyut-nyutan, Tanda Asam Urat atau Rematik?

RASA nyut-nyutan atau cekat-cekit pada persendian tulang atau otot tak asing dialami banyak orang di kehidupan sehari-hari. Beberapa orang menafsirkannya sebagai gejala asam urat, sebagian lain berkeyakinan itu adalah pertanda mengalami rematik.

Pakar Rematologi RSUD Dr. Soetomo- FK UNAIR, Joewono Soeroso mengungkapkan, seringkali memang masyarakat awam kurang tepat dalam membedakan antara penyakit asam urat dengan rematik.

Padahal sebenarnya, penyakit asam urat merupakan satu dari ratusan jenis penyakit rematik yang memiliki gejala dan penyebab yang bervariasi.

Hal ini sebenarnya cukup mengkhawatirkan, mengingat tidak sedikit masyarakat yang kurang memahami tepatnya gejala rematik dengan asam urat.

“Seringkali kalau sudah mengalami nyeri atau linu persendian sudah dianggap ini pasti asam urat atau bisa jadi rematik,” kata Prof. Joewono, melansir dari laman resmi Universitas Airlangga, Sabtu (6/7/2024)

“Lalu mengonsumsi jamu untuk menghilangkan rasa linu. Ini kurang tepat, dan perlu diluruskan,” tambahnya.

Lantas apa yang membedakan antara gejala penyakit asam urat dengan rematik? Sebenarnya, kandungan asam urat di dalam tubuh manusia adalah hasil dari proses metabolisme purin yang punya bentuk menyerupai pecahan kristal tajam.

Purin ini adalah salah satu satu komponen asam nukleat yang ada di dalam setiap inti sel. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda tentunya, pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl, sementara perempuan di kadar 2,6 – 6 mg/dl.

Selain diproduksi sendiri oleh tubuh, purin juga terkandung pada sumber makanan seperti sayuran, kacang-kacangan, daging, dan jeroan. Ini artinya, bahwa asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah karena makanan yang mengandung zat purin tinggi inilah yang akan diubah menjadi asam urat.

“Penderita asam urat untuk menghindari jenis makanan yang mengandung banyak purin seperti jeroan, udang, cumi, kerang, kepiting, dan ikan teri agar kadar asam urat dalam tubuh tetap stabil,” saran Prof. Joewono

Jika kadar Uric acid meningkat di atas normal, akibatnya terjadi penumpukan kristal tajam di area persendian, seperti jari-jari kaki, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku.

Inilah yang disebut dengan ciri klasik asam urat, dimana pada umumnya penderita mengalami podagra atau munculnya benjolan di pangkal jempol kaki yang meradang, sehingga terasa panas dan kaku.

Oleh sebab itu, Prof. Joewono menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan dengan cara memperhatikan pola makan yang sehat. Pola makan yang sehat dapat diterapkan sejak usia 20-40 tahun.

“Seiring bertambahnya usia, maka meningkat pula asam urat di dalam tubuh. Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan asam urat dimulai sejak memasuki menopause, karena mengalami penurunan hormone estrogen,” pungkasnya.

Selain menjaga pola makan, penderita jug diimbau menghindari aktivitas yang terlalu berat hingga mengakibatkan stress, kelelahan, dan kurang tidur karena semua ini bisa memicu asam urat berpotensi lebih sering kambuh.

Sementara gejala awal rematik umumnya berupa rasa pegal, rasa nyeri atau linu, bahkan kaku di sekitar area persendian. Seperti lutut, siku, pergelangan kaki atau tangan, ruas-ruas jari tangan, hingga pada bagian pinggang.

Dalam kondisi akut, rematik bisa memunculkan terjadinya peradangan. Akhirnya, terjadi gangguan gerak dan lemah pada bagian otot, contohnya badan terasa kaku ketika bangun pagi (morning-stiffness).

Nah, di Indonesia sendiri, ada empat jenis penyakit rematik yang umum dialami kebanyakan masyarakat.

Mulai dari Osteoarthritis atau rematik karena pengapuran, rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan (Extra articulair arthritis), rematik radang sendi yang disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam tubuh (Uric acid arthritis) hingga rematik karena pengeroposan tulang (Osteoporosis).

Jurnalis – Wiwie Heriyani

SUMBER: https://lifestyle.okezone.com/amp/2024/07/06/487/3030731/otot-sering-nyut-nyutan-tanda-asam-urat-atau-rematik