Posted on Leave a comment

RSUD SSMA Pontianak Beri Edukasi Seputar Obat Asam Urat

HARIAN BERKAT – Asam urat merupakan salah satu jenis radang nyeri sendi yang disertai kemerahan, bengkak dan rasa hangat akibat penumpukan kristal asam urat di sendi. Kondisi ini paling sering terjadi di jempol kaki, tetapi bisa juga menyerang jari kaki lain, lutut atau pergelangan kaki.

Kadar normal asam urat untuk laki-laki yaitu 2,5 – 7 mg/dl dan perempuan berada di antara 1,5 – 6 mg/dl. Risiko jika terjadi peningkatan kadar asam urat dapat menyebabkan serangan radang sendi berulang hingga menimbulkan kerusakan sendi permanen dan kecacatan.

Apoteker (Apt) Devi Yulianti, S Farm. mengungkapkan penyakit asam urat terkadang tak cukup diatasi dengan penanganan rumah, beberapa kondisi perlu mengonsumsi obat asam urat untuk mengelola gejalanya. Hal tersebut disampaikannya ketika memberikan informasi seputar obat asam urat kepada 20 pasien dan pengunjung UPT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Rabu, 10 Juli 024.

“Pada umumnya obat asam urat bekerja dengan dua cara, yaitu untuk menangani serangan asam urat dan obat untuk menurunkan kadar asam urat di dalam darah,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat asam urat agar mendapatkan jenis obat asam urat yang tepat.

Menurutnya, ketika asam urat kambuh maka akan timbul rasa nyeri sendi dan peradangan. Untuk mengatasi nyeri tersebut, umumnya dokter akan meresepkan obat jenis diklofenak, ketorolak, celecoxib, dan kolkisin yang diminum sesuai dengan aturan pakai resep dokter.

“Sedangkan obat untuk menurunkan kadar asam urat yaitu allopurinol, febuxostat, dan probenesid. Di antara tiga jenis obat tersebut, allopurinol merupakan obat yang sering diresepkan dokter,” ungkap Devi.

Dirinya menekankan bahwa penggunaan obat asam urat harus sesuai dengan anjuran resep dokter dan jika obat yang dikonsumsi telah habis, segera dikonsultasikan dengan dokter untuk penanganan selanjutnya agar tidak menimbulkan efek yang membahayakan tubuh jika obat asam urat dikonsumsi berlebihan.

“Selain mengonsumsi obat asam urat, perubahan gaya hidup juga penting untuk mencegah serangan asam urat dan mengurangi tingkat keparahan asam urat,” terang Devi dihadapan pasien dan pengunjung UPT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak.

“Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan seperti rutin berolahraga, menghindari konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi seperti daging merah dan makanan laut, mempertahankan berat badan ideal, minum air minimal 2 liter/hari, dan menghindari minuman beralkohol dan minuman manis tinggi gula,” tambahnya.***

Penulis: Khanza Aqila Putrianto
Chica Aprianto – Pontianak
Kamis 11 Juli 2024

SUMBER: https://harianberkat.com/2024/07/11/rsud-ssma-pontianak-beri-edukasi-seputar-obat-asam-urat/

Posted on Leave a comment

RSUD SSMA Berbagi Informasi tentang Rheumatoid Arthritis

Editor: Redaksi
Selasa, 21 Mei 2024 – 19.32

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Rheumatoid Arthritis, atau yang biasa disebut rematik, adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada sendi.

Dampak penyakit ini termasuk berkurangnya kemampuan dalam melakukan aktivitas, bahkan lebih lanjut dapat merusak berbagai sistem tubuh, seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, dan pembuluh darah.

“Oleh karena itu, jika muncul gejala awal rematik, penting sekali untuk melakukan pemeriksaan dini karena diagnosis dan pengobatan dini dapat memperlambat perkembangan penyakit,” ujar dr Nurita saat memberikan penyuluhan tentang Rheumatoid Arthritis di RSUD SSMA Kota Pontianak, Selasa (21/5/2024).

dr Nurita menambahkan bahwa gejala Rheumatoid Arthritis meliputi pembengkakan dan nyeri pada setidaknya satu sendi, kekakuan pada sendi, sensasi hangat dan kemerahan pada sendi, kelelahan, serta demam yang disertai penurunan berat badan.

“Jika mengalami keluhan tersebut selama 3 hari atau lebih, atau merasakan keluhan radang sendi berulang dalam satu bulan, segera berkonsultasi dengan dokter,” jelasnya.

Untuk menegakkan diagnosis Rheumatoid Arthritis, diperlukan pemeriksaan fisik yang detil dan beberapa pemeriksaan darah seperti tes Laju Endap Darah (LED), C-Reactive Protein (CRP), Rheumatic Factor (RF), Antinuclear Antibody Test (ANA), dan Anti-Cyclic Citrullinated Peptide Antibodies (Anti-CCP) untuk melihat tanda-tanda peradangan tubuh.

“Selain pemeriksaan laboratorium tersebut, diagnosis Rheumatoid Arthritis juga memerlukan dukungan dari pemeriksaan gambaran medis seperti X-ray, MRI, USG, dan CT-Scan,” tambahnya.

dr Nurita menyarankan langkah-langkah pengurangan gejala Rheumatoid Arthritis di rumah, antara lain dengan membatasi aktivitas, istirahat yang cukup, kompres dengan es yang dibungkus kain pada area yang nyeri selama 20 menit, dan mengonsumsi makanan yang mengandung omega 3 serta antioksidan.

“Hingga saat ini, belum diketahui cara pasti untuk mencegah Rheumatoid Arthritis, tetapi ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan, dan rajin berolahraga,” tutupnya. ( Tim Liputan )

Editor ; Aan

SUMBER: https://www.kalbarnews.co.id/2024/05/rsud-ssma-berbagi-informasi-tentang.html