TEMPO.CO, Jakarta – Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Faisal Parlindungan mengatakan penderita hipertensi tetap boleh mengonsumsi daging kambing tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit dan lebih hati-hati. Ia menyebut salah satu cara yang bisa diterapkan adalah makan daging kambing tak lebih dari 50 gram per hari dan pilih bagian daging yang lebih bebas lemak.
“Bagian daging kambing yang lebih lean (bebas lemak) seperti daging paha mengandung lebih sedikit lemak dan purin dibandingkan bagian lain,” kata Faisal, Ahad, 16 Juni 2024.
Menurutnya, makan daging yang berlebihan akan menyebabkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat naik dan menumpuk di pembuluh darah, membentuk plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah serta menyebabkan jantung bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh sehingga akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Diolah dengan cara aman
Sementara itu, purin pada daging merah diubah menjadi asam urat di dalam tubuh, yang jika berlebihan dapat terjadi hiperurisemia yang merupakan faktor risiko hipertensi. Faisal juga menyarankan penderita tekanan darah tinggi mengolah daging kambing secara sehat agar aman dikonsumsi, antara lain hindari metode menggoreng.
“Hindari menggoreng daging kambing. Pilihlah metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, menumis, atau membakar,” jelas Faisal.
Memasak daging kambing dengan kadar garam yang berlebihan juga meningkatkan risiko hipertensi. Garam dapat meningkatkan natrium dalam daging yang menyebabkan retensi air di tubuh sehingga menyebabkan kondisi aliran tinggi di pembuluh arteri.
Saat mengonsumsi daging kambing, ia menyarankan memperbanyak sayur dan buah untuk membantu menyeimbangkan kadar purin dan kolesterol dalam tubuh. Setelah makan daging kambing saat Idul Adha, selalu pantau tekanan darah secara rutin dan konsultasikan dengan dokter jika tekanan darah naik.
Reporter: Antara
Editor: Yayuk Widiyarti
Ahad, 16 Juni 2024 22:21 WIB